Saturday, May 22, 2010

alim tapi gaul?

Duduk berjam jam di Starbucks PIM 1..membuat saya gak sengaja memperhatikan bermacam macam orang yang keluar masuk sini.. menarik banget.. Saya di sini dari jam 12 siang.. dan gejala yang keliatan..makin malem yang masuk sini makin muda umurnya..

Kalo yang tadi siang ke sini..adalah pasangan" muda dengan bayi bayi mereka..
Lalu ada beberapa orang yang duduk sendirian berkutat dengan laptop mereka (termasuk saya)..
Lalu ada juga sekelompok orang yang berbicara serius..mungkin ttg bisnis atau presentasi MLM..:)
Suasana yang tercipta adalah suasana tenang..ditemani musik jazz..dan sesekali ada suara bayi menangis..

Menjelang sore, masuk sekelompok orang usia setengah baya..dengan tangan penuh belanjaan..
Berikutnya pasangan" muda yang tampaknya belum menikah jika dilihat dari perkiraan usia mereka..
Lalu ibu ibu muda dengan dandanan masa kini yang diikuti oleh anak"nya..
Ada juga suami suami yang duduk sendirian sambil memainkan Blackberry nya, mungkin sedang menanti si istri yang sedang belanja..
Situasi yang tercipta masih tenang..masih diiringi musik Jazz..dan sedikit celotehan anak kecil..

Sore menjelang malam, mulai terasa perbedaannya..
Masuk beberapa kelompok abg..usia SMP atau SMA lah..dengan dandanan yang hampir sama (rambut panjang, bercelana pendek, tas selempang, sepatu teplek, dan memegang black berry)..
Suasana yang tercipta.. kehebohan ciri khas abg..canda tawa..dengan celetukan" ciri khas mereka..hingga musik Jazz hanya terdengar sayup"..

Hmm.. ternyata jam gerilya di Jakarta ini menarik yah..
Mungkin saat ini sudah tidak ada orang tua yang memberikan deadline jam 8 untuk sampai di rumah? Logikanya..semakin malam yang memenuhi mall ini adalah orang" dewasa karena abg" belasan tahun itu sudah waktunya di rumah untuk belajar? Namun kenyataannya..semakin malam mall makin dipenuhi oleh si umur belasan tahun itu.. :)
Mungkin juga ini terjadi tidak hanya di jakarta, tapi juga di kota kota besar lainnya..
Fenomena apa yah ini?
Kemajuan? Kemunduran?
Tergantung dilihat dari sisi mana kali yah.. hehehhee..

Hal ini jadi membuat saya berpikir..
Nantinya saya akan membuat peraturan seperti apa yah untuk anak saya?
Apakah saya menggunakan peraturan lama..atau mengikuti perkembangan masa kini?
Apakah saya akan membatasi uang jajan anak saya seperti dulu yang saya alami?
Atau saya berikan lebih agar dia gak minder sama temen"nya yang udah pasti minimal gayanya kayak si abg" ini?
Duh, ngerinyaaa..kalau sampai saya menggunakan cara yang salah dalam mendidik anak" saya nanti.. Ancaman akibatnya terlalu mengerikan..

Tapi sebelum masa itu tiba..mudah"an saya sudah bisa belajar banyak..
Supaya nanti saya bisa mantap menentukan pilihan seperti apa nanti anak saya akan tumbuh..
Dan anak saya akan menjadi anak yang pintar, tau diri, alim, dan tetep gaul huahaha..


salam,
trianamuhjin


the time traveler's wife

Baru aja nonton film ini yang diangkat dari buku yang berjudul sama karya Audrey Niffenegger yang merupakan New York Time Bestseller.. Bukunya sendiri saya udah beli sejak lama tapi belum sempat terbaca dan setelah akhirnya punya banyak waktu luang di rumah karena sakit saya sempetin nonton film nya yang udah bikin penasaran sejak lama..

Kebanyakan buku atau film jika ada yang bercerita tentang seorang Time Traveler ato bahasa indonesia nya si Penjelajah Waktu biasanya cerita berfokus dari sudut pandang si Penjelajah Waktu itu.. tapi kalau dilihat dari judul cerita ini harusnya cerita akan diambil dari sudut pandang pasangannya.. Hm..penasaran kan.. gimana sih rasanya jadi istri seorang Penjelajah Waktu?

Cerita diawali dengan bagaimana si Henry kecil mengetahui dirinya adalah Penjelajah Waktu pada hari dimana Ibu nya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Pada saat itu Henry kecil yang ketakutan dan bingung mengetahui dirinya dapat menghilang dan berpindah tempat diberi pengertian oleh Henry besar yang saat itu sedang menjelajah waktu ke masa kecilnya.

Selanjutnya cerita akan bergerak maju dan mundur, sesuai dengan tempat dimana Henry berada. Kadang di masa dia masih muda kadang dimasa rambutnya sudah berganti warna.
Hal yang menarik lagi adalah cerita di setiap moment pertemuan Henry dengan Clare (istrinya). Awal pertemuan Henry dengan Clare adalah pada saat Henry menjelajah waktu ke masa lampau dan bertemu dengan Clare kecil. Mereka akhirnya bertemu juga di masa sekarang hingga akhirnya Clare yang jatuh cinta pada Henry sejak pertama kali bertemu memutuskan untuk menikah dengan si Penjelajah Waktu ini. Moment pertemuan Henry dan Clare menjadi menarik karena kadang mereka bertemu di saat salah satu dari mereka belum mengenal pasangannya sehingga terjadi situasi dan dialog yang cukup menarik.

Menurut beberapa orang yang sudah membaca buku dan juga sudah nonton film nya.. membaca buku nya akan lebih menarik. Karena sama seperti film lain yang diangkat dari buku akan ada beberapa bagian dari cerita yang dihilangkan sehingga pada film nya perpindahan alur yang maju mundur terkesan kasar. Beberapa juga mengatakan bahwa Eric Bana (pemeran Henry) dan Rachel Mc Adams (pemeran Clare) bermain tidak maksimal sehingga image Henry dan Clare tidak tergambarkan sebagaimana semestinya. #so ingattt, harus baca bukunya!!#

Nah yang paling menarik perhatian saya mengenai cerita The Time Traveler's Wife adalah mengenai tokoh Clare. Saya membayangkan bagaimana jika saya yang berada di posisi Clare. Mempunyai suami seorang Penjelajah Waktu yang sewaktu waktu bisa meninggalkan saya dan tidak diketahui kapan akan kembali. Karena Henry adalah Penjelajah Waktu yang tidak bisa mengendalikan kapan dia akan berpindah tempat. Berbeda dengan anak mereka, Alba, yang bisa menunda perpindahan waktunya.

Beberapa scene pada film menunjukkan hal ini..
Contoh, pada saat Henry dan Clare sedang merencanakan sebuah makan malam romantis di rumah mereka tiba" Henry menghilang dan menyisakan Clare duduk seorang diri menikmati makan malam tersebut. Pada saat hari pernikahan mereka, Henry beberapa kali menghilang yang membuat Clare dan kawan" dekatnya cemas. Bahkan pada saat malam pengantin mereka, di saat mereka baru saja memulai ritual dimalam pengantin tiba tiba Henry kembali menghilang. (kebayang kan, lagi asik asik di sun eeehhh CRIINGG.. dia ilang!! edaaann hehehe..).

Kapan Henry kembali pun tidak dapat diprediksi..kadang secepatnya ia bisa kembali namun kadang hingga berminggu minggu Henry baru kembali. Apa gak kesel tuh yah?

Perlu tabungan sabar dan mengerti yang sangat banyak untuk jadi Clare. Tidak seperti pasangan normal lainnya, kalau lagi sedih dan butuh dipeluk suaminya..dia harus sabar dan menahan sendiri tanpa tau kapan bisa mendapatkan pelukan itu. Kalau sedang sakit, dia harus berjuang sendiri dan hanya bisa bermimpi kapan suaminya datang walaupun hanya untuk sekedar memberi semangat agar dirinya cepat sembuh. Dan yang paling sedih, disaat si suami sedang menjelajah waktu Clare tidak tau apakah suaminya sehat, sakit, dalam bahaya, atau kondisi lainnya. Nyiksa banget kan? Hanya rasa percaya yang membuat dirinya survive dan tidak larut dalam kekhawatiran. Jadi bisa dibilang, punya suami seorang Penjelajah Waktu sama kayak punya suami bayangan. Ada tapi gak ada. Gak ada tapi ada.

Cinta lah yang membuat semuanya berjalan dengan baik.
True love could make the impossible to be possible..


salam,
The Time Traveler's Wife :)